Tuan dan hamba

“Demikianlah [juga] kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan” (Luk. 17:10).

[Yesus] Tidak cukup hanya dengan mengajarkan itu, Yesus justru menjadi hamba bagi sekalian orang dengan hidupNya. Nabi Yesaya telah meramalkan ini jauh sebelum kedatangan Yesus (baca juga Kis. 8:29-35, 1Pet. 2:22-25). Dan, Yesus sendiri menegaskan: “Anak Manusia tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat. 20:28). Rasul Paulus melihat ‘perhambaan’ Yesus sebagai pengosongan diri untuk menyelamatkan semua orang (Flp. 2:5-8).

[Maria] Maria mengakui dirinya sebagai hamba Tuhan ketika menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel. “Lihatlah, aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk. 1:38). Dengan itu Maria menjad Bunda Allah dan Gereja mengajarkan: “Di bawah Yesus dan bersama Yesus, dengan rahmat Allah yang mahakuasa, Maria melayani misteri penebusan” (KGK 494). Sebagai hamba Allah, Maria melayaniNya tanpa cacat dengan menyerahkan diri seutuhnya kepada Puteranya.

[Orang Kudus] Mereka adalah para hamba Allah yang mengikuti teladan hidup Yesus. Percaya kepadaNya dan menyerahkan diri seutuhnya kepadaNya sama seperti Maria. Menumpahkan darah sekalipun, mereka rela asalkan iman mereka kepada Yesus tidak hilang. Gereja merayakan peringatan akan para martir dan para kudus yang lain, maka ia “mewartakan misteri Paska” di dalam mereka, “yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus. Gereja menyajikan kepada kaum beriman teladan mereka, yang menarik semua orang kepada Bapa melalui Kristus, dan karena pahala-pahala mereka Gereja memohonkan karunia-karunia Allah” (KGK 1173).

Konsep hamba yang diajarkan Yesus sungguh berakar dalam diri Bapa yang menghendaki keselamatan bagi semua orang. Yesus menjadi hamba dan diikuti oleh Gereja, baik yang masih hidup dan yang sudah beralih dari dunia ini, supaya dengan demikian diperkenankan berjumpa dengan Bapa dan Putera dan Roh Kudus dalam kehidupan kekal.

“Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Bekerja tanpa mencari nama tetapi memusatkan diri pada keselamatan kekal dengan berpijak pada Yesus, sehingga pengorbanan diri menjadi persembahan terindah bagi orang Kristen.


In te Domine speravi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar