Trending Topic: PERKAWINAN KATOLIK: TIDAK CERAI



Menikah di dalam Gereja Katolik dan mau cerai di kemudian hari? Sama sekali tidak diperkenankan di dalam Gereja Kristus, Katolik. Tidak ada perceraian di dalam Gereja. Ini Hukum Ilahi, sebab ALLAH sendiri menghendaki agar perkawinan itu SATU dan TAK TERCERAIKAN. Gereja Katolik mempertahankan hukum ini sampai selamanya. Dan karena itu, mereka yang melakukan perceraian tidak boleh menerima Tubuh dan Darah Kristus. Sebab perceraian adalah Dosa Berat.

Kadang kala orang menanyakan begini "bagaimana mungkin orang yang melakukan perceraian tidak boleh menerima Tubuh dan Darah Kristus sedangkan ALLAH itu Mahabaik, Maharahim dan mengampuni dosa orang (pelaku perceraian)?"

Jelaslah itu merupakan pertanyaan yang keliru. ALLAH memang Mahabaik, Maharahim dan mengampuni dosa manusia, tetapi bukan karena alasan itu maka orang berdosa (yang menceraikan) dapat berdosa seenaknya atau dapat menceraikan pasangannya lalu menerima Tubuh dan Darah Kristus. Sebab ketika seseorang menceraikan pasangannya, yang diceraikannya adalah ALLAH sendiri.

Oleh sebab itu, perkawinan harus diawali dengan persiapan yang matang dan kompleks agar tidak terjadi perceraian di kemudian hari. Karena perkawinan itu (sekali lagi) SATU dan TAK TERCERAIKAN. Gereja Katolik senantiasa mendorong anggotanya agar tetap setia pada perkawinan dan melestarikan nilai-nilai perkawinan itu sendiri. Di sini kita tahu bahwa perkawinan itu suci karena kedua mempelai disatukan oleh ALLAH dan kesucian itulah yang perlu dijaga dalam bingkai kesetiaan seumur hidup.

salam Kasih

Hamba yang baik itu seperti Tuhan Yesus

Hamba yang baik akan "mengikuti perintah" dan "melayani" tuannya. Tuhan Yesus telah menunjukkan itu, mengikuti perintah Bapa-Nya dan melayani semua orang dengan wafat dan kebangkitan-Nya.

Gereja Kristus (Katolik) diminta untuk meneladani dan memperjuangkan semangat hidup sebagai hamba Allah. Paus Leo Agung kiranya juga menjadi teladan Kristus bagi kita. Ia menjaga Gereja dari serangan bangsa Vandal sehingga Gereja tetap lestari dalam naungan Roh Kudus.

Sekarang adalah tugas kita, mengikuti perintah Tuhan Yesus dan melayani orang lain dengan cinta kasih tanpa batas. Menjaga Gereja Kristus sambil melayani siapa saja dengan kata dan perbuatan kasih.

salam Kasih

Kitab Suci, Yess!! Magisterium?



Kitab Suci ditulis dalam rentang waktu rubuan tahun lalu oleh orang-orang yang memiliki kebudayaan yang sangat berbeda dengan kita dan menggunakan bahasa yang sama sekali tidak kita mengerti. Kitab Suci ditulis dalam bentuk sastra yang sangat berlainan dengan karya-karya sastra Indonesia kontemporer dewasa ini. Banyak kata penting dalam Kitab Suci, misalnya yang diucapkan Yesus, menggunakan bahasa Aram, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Eropa, baru kemudian dialihkan ke dalam bahasa Indonesia. Dalam konteks seperti inilah, kita diperhadapkan pada berbagai masalah, yakni mengartikan Kitab Suci. (Father Oscar Lukefahr, C.M).
Maka, apakah engkau berhak menginterpretasikan, menafsirkan, mengartikan dan "memanipulasi" Kitab Suci secara pribadi? Kalau engkau melakukannya, itu jalan menuju KESESATAN. Karena Magisterium Gerejalah yang berwenang atasnya. Jangan sesat, saudara! Inilah maksudnya kita taat dan tunduk pada otoritas Gereja. Sebaliknya, kecenderungan untuk mengandalkan "kemampuan sendiri" mendatangkan "malapetaka" dalam jalan menuju keselamatan. 
Maknanya, ketaatan pada Magisterium Gereja (wewenang mengajarnya) adalah jalan untuk mengenal Yesus dengan benar... 
Salam Taat