Ketaatan Iman

IMAN-“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr. 11:1).

Yesus, dengan banyak cara, mengajarkan supaya orang hidup taat, penuh kesiap-sediaan. “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya,” (Luk. 12:35-36). “Hendaklah kamu juga siap-sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan,” (Luk. 12:40).

Ketamakan dan sikap konsumtif acap kali menggagalkan pengajaran Yesus ini dalam hidup orang Kristen. Maka penulis surat kepada orang Ibrani mengingatkan lagi supaya orang membangun hidup tidak berdasarkan sifat kedagingan-manusiawi. Konsekuensinya, beriman! Sebab iman adalah jaminan dari apa yang diharapkan (surga) dan keyakinan dari apa yang tidak diinginkan (neraka). Iman terarah seluruhnya ke masa depan dan hanya melekatkan diri pada apa yang tidak kelihatan. Sebab melalui iman orang sudah pasti memiliki barang-barang sorgawi (bdk. Ibr. 11:1).

Bahwa kekayaan merupakan suatu bahaya dan perlu disingkirkan dengan memberi sedekah. Ini ajaran Yesus yang paling disukai Lukas sehingga di dalam dua bukunya (Injil Lukas dan Kisah Para Rasul), ia banyak mengulas soal ini (Luk. 3:11, 5:11,28, 6:30, 7:5, 11:41, 12:33-34, 14:13,33, 16:9, 18:22, 19:8, Kis. 9:36, 10:2,4,31). Memberi sedekah adalah wujud dari iman, sekaligus perlawanan terhadap sikap tamak dan konsumtif; melawan mentalitas duniawi. Orang yang taat melakukan ajaran ini adalah orang yang juga penuh kesiap-sediaan menyambut sorga. Sebab saat itu ia sedang mengumpulkan harta sorgawi, yakni taat dan bersiap-sedia dalam imannya akan Yesus.

Ketaatan iman berarti menaklukkan diri dengan sukarela kepada Sabda (Yesus) yang didengar, karena kebenarannya sudah dijamin oleh Allah, yang adalah kebenaran itu sendiri. Sebagai contoh ketaatan ini Kitab Suci menempatkan Abraham di depan kita. Perawan Maria melaksanakannya atas cara yang paling sempurna. #KGK144

Eng’Co

#pejuangkecil 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar